Akhir Semua Cerita
Nara kembali ke rumah oma dengan wajah yang sangat lesu, matanya bengkak akibat menangis terlalu banyak. Ini sangat menyakitkan untuknya, semua kenyataan yang selama ini disimpan baik-baik oleh papah dan ke 3 kakaknya telah terbongkar hasil tangan Nara sendiri.
Nara menghela napas panjang lalu mengusap air matanya, disini—menjadi tempat kejujuran keluarga Jung terbuka. Tidak bisa ditahan lagi olehnya, Nara sangat kecewa dengan semua anggota keluarganya. Ia merasa sangat tidak berguna dan merasa bersalah akan semua ini.
Nara membuka pintu besar tersebut dengan wajah yang kembali ceria, agar oma tidak curiga. Ia tersenyum ketika melihat oma yang sedang duduk asik menonton TV. Nara menghampiri omanya lalu ikut duduk disampingnya.
“Kamu kenapa lama sekali?” tanya Oma.
“Maaf, Oma. Tadi jalanannya lumayan macet,” alasan Nara. Ia memang disuruh oma nya untuk membeli sesuatu di supermarket. Namun ia mampir ke panti asuhan untuk mengetahuinya semua apa yang terjadi selama bertahun-tahun.
Nara mengeluarkan barang belanjaannya lalu ia taruh di dapur, dengan cepat ia menutup kembali tasnya agar semua bukti yang ia dapatkan hari ini tidak diketahui oleh Oma.
Nara mencoba untuk menahan amarahnya, rasa ingin menangis. Ia berusaha untuk tetap tenang dan berhati-hati untuk bicara nanti.
Cekl
Nara dan Oma melihat ke arah pintu terbuka, itu Jeno dan Sungchan dengan tas dipundak mereka masing-masing. Memang Nara yang menyuruh mereka untuk langsung ke rumah Oma.
Jeno dan Sungchan berjalan mendekati Oma lalu memberi salam padanya.
“Kalian kenapa kesini? Papah kalian gak nyariin?” tanya Oma.
“Papah juga nanti kesini, kok, Oma. Nara yang suruh kita dateng kesini,” jelas Sungchan.
Dengan cepat Nara memberi penjelasan agar Oma tidak salah paham.
“Iya, Oma, aku yang suruh. Gapapa, kan, Oma?”
“Loh, iya gapapa, Oma seneng kok bisa ketemu sama cucu-cucu Oma,” Oma tersenyum lebar saat mengatakan itu, begitupun dengan Sungchan dan Jeno.
Tak lama mereka berbincang, Jaehyun dan Mark datang lalu memberi salam pada Oma. Nara menelan ludahnya, ia menarik napasnya agar lebih terlihat tenang.
“Ra, mau bicara apa?” tanya Jaehyun.
Nara terdiam sebentar, lalu menjawab pertanyaan Jaehyun.
“Tunggu sebentar, ya, pah. Aku masih nunggu satu orang lagi,” ucap Nara yang membuat semuanya terheran.
“Siapa?”
Cekl
Nara tersenyum ketika melihat pintu rumah kembali terbuka namun tidak dengan yang lain, semuanya nampak terkejut melihat siapa yang datang.
Alexa.
Alexa ikut terdiam saat melihat ada siapa disana. Mengapa semuanya ada disini? Ada apa ini?
Nara mendekat ke arah Alexa dan menuntun nya agar mendekat sedikit dari tempat ia berdiri.
“Nah, sekarang keluarga Jung udah lengkap semua,” ucap Nara tersenyum.
Jaehyun sangat tidak percaya apa yang ia lihat sekarang, apa maksudnya semua ini? Keluarga Jung? Apakah ini semua rencana Nara?
“Kok pada diem, sih? Nggak usah canggung gitu, i already know everything.”
Deg
'Nara tau semuanya? Gimana bisa?' batin Jaehyun.
'Apa? Ini kenyataan?' batin Alexa.
'Sekarang.. waktunya?' batin Mark.
“Kenapa? Kalian terkejut? Aku juga. I can't believe.. bertahun-tahun dibohongi sama yang katanya keluarga. Kalian bersenang-senang?” Nara sedikit mulai sedikit kehilangan kontrol dirinya.
Nara memperlihatkan semua bukti yang ia dapat, mulai dari grup chat The Jungs tanpa Nara hingga surat adopsi dari panti asuhan.
Jaehyun tidak percaya bahwa Nara memiliki bukti sebanyak ini. Nara melangkahi dirinya terlebih dahulu.
“Kasih aku satu alasan kalo semua bukti itu bohong.”
Semua diam. Sepeti bisu.
Nara tertawa kecil, “wah, ternyata bener, ya.”
“Ra, papah bisa jelasin semuanya. Kamu udah salah paham, Ra,” bantah Jaehyun.
“Waktu papah udah abis, nggak ada lagi penjelasan,” mata Nara mulai berkaca-kaca, air mata akan jatuh menyusuri pipi Nara sebentar lagi.
Nara mengambil surat adopsi tersebut lalu berjalan mendekat ke arah Jaehyun p