Bertemu


Setelah kurang lebih satu jam setengah, Nara keluar dari gedung les privat tersebut karena jam les nya sudah selesai. Ia akan menuju minimarket tempatnya berkerja karena ia mengambil shift sore hari ini. Ia melihat kembali buku dan alat tulisnya memastikan tidak ada yang tertinggal. Saat dirinya membuka pintu kaca tersebut, tangannya dipegang oleh seorang pria yang menatapnya dengan lekat. Nara terkejut akan hal itu.

“Nara,” panggil pria itu.

Yang dipanggil hanya terdiam kaku tidak tahu harus apa, bahkan bibirnya kelu tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Pria itu tersenyum lebar menatap Nara, jantung Nara berdebar sangat kencang sekarang.

“Ini beneran Nara, kan?” tanya pria itu.

Nara mulai tersadar dan merasa ini tidak benar, ia mencoba melarikan diri dari sana namun tangannya ditahan kencang oleh pria itu lalu dibawanya ke pelukan pria tersebut.

“I miss you.. i really miss you.”


Nara terduduk diam disebuah kursi makan restoran mahal dengan meremat ujung bajunya. Pria tadi berhasil membawa nya kemari dan Nara sama sekali tidak menolak, namun sekarang suasana nya menjadi canggung.

Pria itu duduk di samping Nara dengan membawa dua minuman, untuk dirinya dan Nara. Ia kembali tersenyum melihat Nara.

Nara sangat merindukan senyuman itu. Senyuman itu dapat ia lihat kembali lagi disini, tepat didepan matanya. Ia berharap ini tidak mimpi.

“Aku pikir tadi aku salah, ternyata beneran kamu. Ra, are you miss me?” pria itu mengelus puncak kepala Nara sampai ujung rambutnya yang pendek, ia benar-benar merindukan Nara.

Nara tersenyum, matanya mulai berkaca-kaca namun ia berusaha untuk tidak menangis sekarang.

“I miss you..so much. Kak Mark, boleh aku peluk lagi?” kali ini Nara tidak bisa menahan air matanya lagi. Pipi Nara sudah deras saat Mark memeluknya dengan erat.

Ya, pria itu adalah Mark.

Mark sudah memperhatikan Nara sejak dirinya masuk kedalam gedung les privat. Ia mengira hanya salah melihat karena tampilan Nara yang sangat berubah, rambutnya pendek dan memakai sweater yang lumayan besar. Namun hatinya benar, itu adalah Nara. Ia benar-benar merindukan Nara, tak pernah sedikitpun dalam dirinya berharap untuk bertemunya Nara dengan kebetulan seperti ini. Tuhan benar-benar mendengarkan doanya selama ini.

Nara benar-benar merindukan pelukan yang diberikan oleh Mark, sekarang ia mendapatkannya kembali. Pelukan yang selalu membuatnys nyaman, hingga sekarang. Ia memeluk Mark dengan erat, tidak peduli dengan luka pada seluruh tubuhnya ketika Mark menyenggol luka tersebut. Ia tidak memikirkan itu sekarang, ia hanya ingin waktunya bersama Mark tidak cepat berlalu.

“Aku gak pernah nyangka kalo ketemu kamu, karena selama ini aku terus cari kamu tapi hasilnya nihil.”

“Tuhan baik sama aku ya, Ra. Aku seneng bisa ketemu lagi sama kamu,” lanjut Mark. Rasa rindu yang Mark rasa kali ini sudah terbayarkan, dirinya dapat melihat Nara kembali, dapat memeluk Nara kembali. Tuhan benar-benar sayang padanya, Tuhan mendengarkan semua doanya.

Mark hanya ingin memeluk Nara terus seperti ini, ia tidak ingin Nara meninggalkannya lagi. Semoga Tuhan mendengarkan doanya kali ini.

© jenxclury