Happiness


Dua bulan sudah berjalan, banyak yang telah Nara lewati dalam dua bulan terakhir, ia menjenguk Oma nya di rumah sakit dan juga pergi nyekar ke makam Lidya. Nara juga sudah mempersiapkan perlengkapan untuk sekolahnya karena minggu depan ia sudah kembali bersekolah. Senang rasanya dapat merasakan suasan seperti dulu lagi, walau masih terasa asing bagi Nara.

Hubungan keluarga mereka juga semakin baik, Nara dan Alexa sudah tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Nara senang jika berada disisi Alexa, ia dapat merasakan rasanya disayang oleh seorang Ibu, selalu dibela dari kakaknya dan mendapat teman curhat baru yang selalu mendengarkannya.

Kalau diingat, Nara merasa lucu dengan pertemuan dirinya dengan Alexa. Dimana Alexa menyamar jadi seorang Ibu dari temannya Mark dan Nara percaya itu. Nara ingin melupakan semua kenangan ditahun lalu dan menggantinya dengan kenangan baru bersama keluarga yang baru.

“Ra, lo tau, gak, selama lo pergi Sungchan gak pernah mandi,” celetuk Jeno.

“Gak ada, ya, anjir. Bohong, Ra, jangan dengerin bang Jeno,” bela Sungchan.

“Emang iya, ngaku aja lo. 3 hari dia, Ra, gak mandi. Parah banget,” tambah Jeno.

“Mana ada 3 hari, 5 hari.”

“Tuh, kan, Ra.”

“Ih jorok, sana gak usah deket-deket gue,” Nara bergeser sedikit kearah Jeno.

“Engga, Ra. Itu juga karena kuliah terus ngurusin tugas, jadinya gak sempet mandi,” jelas Sungchan.

Keluarga Jung sedang berkumpul di ruang keluarga dengan menampilkan acara reality show di TV sambil bercengkrama. Jaehyun dan Alexa sesekali tertawa melihat tingkah laku keempat anaknya yang selalu bertengkar dan bercanda ria. Susana rumah menjadi hangat karena canda tawa mereka, suara lembut mereka memenuhi sunyinya ruangan ini.

“Lo juga masih sering ngerokok, kan, di kampus lagi,” Sungchan membalas Jeno.

“Kak Jeno masih ngerokok? Katanya udah engga!” kesal Nara.

Jeno memperlihatkan jejeran giginya yang rapih, “hehe.. Jarang, sih, Ra.”

“Ya, sama aja!”

“Gak usah ngomong sama gue lagi kalo lo masih ngerokok,” ucap Nara sinis.

“Yap, papah juga akan sita semua aset kamu and maybe gak akan papah balikin,” Jaehyun ikut berbicara.

“Yah, pah, kok gitu. Jangan dong!” ucap Jeno tak terima.

“Ya kalo kamu gak berhenti ngerokok dan minum-minum papah akan sita semuanya.”

“Mampus,” ucap Sungchan pelan yang membuat Jeno melayangkan tinjuan dilengannya.

Jeno berdecak kesal, mungkin akan sulit baginya untuk terlepas dari nikotin dan alkohol namun ia akan mencoba demi semua aset miliknya. Karena sesungguhnya Jeno tidak bisa hidup tanpa itu semua, ia akan bosan seharian dan meracau seperti anak kecil.

Nara yang sedari tadi ikut mengejek Jeno bersama Sungchan terlintas satu pikiran diotaknya, suatu ide yang bagus untuk menertibkan keluarga ini. Nara tersenyum lalu mulai pembicaraan.

“Okay, when we talked about something earlier, it occurred to me to make a decision that we should have a new rules in our family.”

“Supaya Kak Jeno gak ngerokok lagi, Kak Mark inget selalu sama rumah dan istirahat, Papah gak terlalu minum banyak kopi and Sungchan gak telat makan,” ucap Nara.

“Papah juga?”

“Of course, itung-itung buat punishment kalian juga dan yang ngelanggar denda 200 ribu kasih ke aku or ke mama,” ucap Nara tersenyum bangga.

“Dih, apa-apaan, nih?! Gak ada, ya,” protes Jeno.

“Enak di lo, dong!”

“I think we shouldn't do that, we're not that bad, surely,” ucap Mark.

“No, it's your punishment, anggap aja gitu. Kalo kalian berhasil dan gak ngelanggar itu, yaudah, gak usah denda. Simple,” kata Nara.

Jeno dan Sungchan menatap Nara dengan sinis, ada rasa kesal sedikit yang timbul di hati mereka karena ini merugikan mereka. Hanya untung di Nara saja.

“Terus lo gak ikut peraturan ini gitu?” tanya Jeno.

“Oh iya, dong, karena cewe selalu benar dan cowo selalu salah. Ya, kan, Mom?”

“Hm.. Nara ada benarnya juga,” ucap Alexa.

“Ah, lo sengaja, kan, supaya mama berpihak sama lo?” ucap Sungchan.

“Benar, that's the point!” Nara tersenyum menampilkan jejeran giginya yang rapih.

Jeno dan Sungchan mendengus kesal, mereka menatap satu sama lain dan berniat untuk membalas Nara. Senyuman terhias dari bibir mereka, mereka akan menggunakan cara ini untuk membuat Nara diam.

“Oh gitu, ya, jadi sengaja, nih?”

Dengan cepat Nara kabur dan menghindar dari Jeno dan Sungchan karena mereka akan menggelitik nya, Jeno dan Sungchan tahu betul apa kelemahan Nara dan mereka akan melakukan itu sampai Nara terdiam dan kapok.

“Mama tolongin Nara!”

“Mau lari kemana lo!”

“Gue bakal kelitikin lo sampe nangis.”

“Papah tolongin!”

Jaehyun dan Alexa tertawa melihat ketiga anaknya ini saling kejar-kejaran dengan ricuh, begitupun dengan Mark. Tingkah mereka memang terkadang seperti anak kecil namun itu yang membuat suasana rumah menjadi ramai.

Keberadaan seorang anak memang untuk melengkapi struktur keluarga, mereka membuat suasana keluarga menjadi lebih baik sekaligus menjadi putri dan pangeran di istana dari kedua insan. Keluarga Jung melewati banyak rintangan yang membuat mereka lebih kuat, walaupun masih terlihat rapuh namun mereka dapat menyelesaikannya bersama.

Kehilangan mengajarkan mereka bagaimana bertahan tanpa orang yang mereka cinta atau yang mereka sayang karena itu suatu hal yang paling menyakitkan. Kehilangan juga membuat mereka akan menjadi kuat dan saling menjaga satu sama lain.

Kelurga Jung selalu menghadirkan keceriaan dan mempunyai cerita lika liku tersendiri, mereka berjanji untuk memulai semuanya dari awal dengan formasi keluarga yang baru, tentu saja dengan penuh kebahagiaan dimasa depan. Mereka juga berjanji untuk tetap bersama dalam keadaan apapun, tidak ada lagi yang pergi, tidak ada lagi yang hilang karena mereka adalah satu keluarga.


Halo, terimakasih sudah mengikuti perjalanan Keluarga Jung. Kalian menjadi saksi lika liku dan kebahagiaan mereka.

Terimakasih sudah menemani Nara berbagi cerita, berbagi kesedihan maupun kebahagiaan.

Sampai ketemu di kisah Keluarga Jung selanjutnya.

Goodbye👋

Salam author, Harla. © jenxclury