Papah & Nara


Kedua mata Nara terbuka akibat sinar matahari yang menyeruak masuk menembus jendela rumah sakit. Ia melihat sekelilingnya banyak dinding putih yang dihiasi beberapa aksesoris. Nara meringis kesakitan dibagian kepalanya yang terasa begitu pusing. Ia mencoba menggerakkan tangannya namun seperti ditahan oleh seseorang. Dengan jelas Nara melihat wajah pria lesung pipi itu yang sedang tertidur pulas dengan tangannya yang menggenggam tangan Nara.

Nara tersenyum kecil.

Merasa ada pergerakan didepannya, pria itu membuka matanya dan melihat Nara yang sudah bangun sedari tadi. Ya, itu Jaehyun. Jaehyun tersenyum melihat Nara lalu mengusap puncak kepala Nara.

“Hey, kapan kamu bangun? Kenapa gak bangunin papah?” ucap Jaehyun.

“Baru aja, kok. Pah, Ayah Agra dimana?” ucap Nara tiba-tiba.

Jaehyun terdiam, mengapa Nara menanyakan Agra disaat semua yang Agra lakukan membuat Nara trauma? Jaehyun berusaha tenang agar bisa menjawab pertanyaan Nara, jujur saja ia sangat kesal jika mendengar nama Agra.

“Nara, kamu belum sehat banget, jangan pikirin yang lain dulu, ya,” ucap Jaehyun.

“I know, aku cuma mau tau ayah dimana,” Nara menatap Jaehyun dalam.

Jaehyun bisa melihat dari mata Nara bahwa ia sedikit mengkhawatirkan keadaan ayah kandungnya itu.

“Agra sudah diamankan oleh polisi.”

Ucapan Jaehyun terhenti saat Nara memandang kearah lain, tak lagi menatapnya. Jaehyun tahu Nara akan kecewa mendengar ucapannya.

“Nara, papah ngerti dia ayah kandung kamu, tapi dia udah keterlaluan banget sama kamu. Dia sudah mencelakakan kamu sampai akhirnya kamu berbaring di rumah sakit seperti ini,” jelas Jaehyun.

“Papah minta tolong sekali aja, jangan kasihani ayah mu itu. Dia harus diberi pelajaran, Ra,” lanjutnya.

“Iya, Nara tau. Makasih, ya, pah udah selamatin aku, setidaknya aku gak ngerasain sakit lagi sekarang,” ucap Nara dengan mata berbinar.

“Makasih papah masih mau tolongin aku yang selama setahun ini bahkan aku gak pernah ngerasa bersalah sedikitpun setelah pergi dari rumah.”

“I think, i don't deserve it,” ucap Nara.

“No, you're my daughter. Jangan berbicara seperti itu, papah akan lakukan apapun demi kamu. Papah akan selalu menjadi penolong buat kamu kapanpun itu.”

“Papah akan selalu jagain kamu because i'm you're papah, right?”

Nara meneteskan air matanya saat mendengar ucapan papahnya. Jaehyun benar-benar menepati janjinya untuk selalu menjaga dan melindunginya. Jaehyun selalu menjadi yang terbaik untuk Nara, hanya Jaehyun yang mendapat gelar teristimewa di hatinya.

“Yes, you're my papah.”

“Maafin Nara, ya, pah karena pergi gitu aja dari rumah. Padahal papah udah larang tapi Nara gak dengerin omongan papah,” ucap Nara sedikit terisak.

“No, kamu gak perlu minta maaf. Papah yang salah, Ra, maaf,” Jaehyun memeluk Nara dengan erat.

Nara membalas pelukan Jaehyun, pelukan yang sangat ia rindukan, pelukan yang selalu membuatnya nyaman. Nara terisak dalam pelukan Jaehyun, ia berharap akan terus seperti ini. Begitupun dengan Jaehyun, ia sangat senang Nara kembali setelah satu tahun berpisah. Hatinya terasa begitu penuh dengan kebahagiaan, Jaehyun berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga Nara dan tidak akan membiarkan siapapun mengambil Nara darinya.

Jaehyun sudah banyak bersalah selama ini dengan berbohong pada Nara tentang keluarganya yang membuatnya pergi dari rumah. Tentu saja ia harus menjelaskan semuanya pada Nara sampai tidak ada lagi kesalahpahaman diantara mereka.

Ya, Jaehyun harus melakukan itu.

© jenxclury